Monday, June 9, 2014

Kisah sedih di sem 2

Aku bingung aku harus bagaimana agar aku bisa mendapatkan teman. Di sini aku benar-benar kesepian. Aku tidak mempunyai teman. Ya Allah, berikan aku teman. Aku membutuhkan mereka, untuk mengisi hidupku. Entah kenapa semenjak di jogja, aku merasa kesulitan dalam mendapatkan teman. 

Tidak seperti saat aku di surabaya. Di sana aku temukan banyak teman, bahkan bisa aku sebut sebagai keluarga kecil. Yap, siapa lagi kalau bukan mereka teman-teman di ppm. Walaupun aku bukan bagian dari mereka, tapi mereka sudah menganggapku bagian dari mereka. Di saat tiba saat dimana aku harus meninggalkan mereka. Rasanya tidak rela, keluarga yang sehangat ini aku harus tinggalkan. Tetapi sang waktu lah yang akhirnya memisahkan kita. Aku harus ke jogja untuk menuntut ilmu di sana. Aku harus kuliah di teknik kimia ugm. Aku tidak boleh mengecewakan mereka, aku harus semangaat. 

Di sini aku, aku tidak temukan teman sehangat mereka. Mungkin karena aku kurang membuka diri. Jadi orang enggan menjadi temanku. 

Mungkin semua ini karena hal itu. Kejadian di saat mbak kos marah padaku. Semenjak saat itu aku benar menjadi orang yang tertutup dan jarang keluar dari kamar. Aku menjadi takut apabila aku menyakiti orang-orang di sekitarku. Aku takut mendengar semua hal-hal negatif tentang diriku. 

Di malam yang gelap dan dingin tepatnya di dalam musola kecil, dia tumpahkan semua keluh kesahnya kepadaku. Keluh kesah yang selama ini selalu terpendam. Keluh kesah yang tidak pernah diungkapakn. Di malam itu, dia membeberkan semua kesalahanku, dari yang kecil hingga besar. Dari semenjak pertemuan pertama kita, di dalam kamarnya. Aku sungguh tidak menyangka bahwa ternyata selama ini, dia merasa tidak nyaman saat aku berada di sisinya. Ya Allah padahal mbak itu sudah aku anggap saudara, semua yang aku miliki, coba ku bagikan padanya. Karena aku merasa dia seperti mbak kandungku. Aku curahkan semua keluh kesahku kepadanya. Baik dari kejadian penting sampai yang kurang penting. Aku berpikir bahwa dia senang mendengarnya. Ternyata aku salah, di dalam hatinya ternyata dia tidak suka. Maafkan aku mbak jika selama ini aku menyiksamu karena harus mendengarkan seluruh keluh kesahku yang sebenarnya itu tak penting bagimu. Seandainya aku mengetahuinya mungkin aku tidak melakukannya. Setelah mendengar keluh kesahnya tentang diriku, aku diam menunduk dan tiba-tiba jatuhlah setetes demi setetes air mataku. Jujur aku sanggup mendengar semua ini, aku pikir aku pikir aku pikir. Ternyata dan ternyata. Aku tidak sanggup mendengarnya. 

Ya Allah, menyakitkan sekali. Aku pun masuk ke dalam kamar, aku ketik sms kepada semua orang dekatku. Ibu, ayah, kakak, adik, beserta teman-temanku. Meminta maaf atas segala kesalahnku, maaf karena selama ini aku belum bisa jadi anak yang baik untuk ibu dan bapak. Aku kurang membantu ibu dan bapak, sibuk denga tugas-tugasku. Maafkan aku ibu bapak. Maaf karena selama ini aku belum bisa jadi kakak yang baik buat adik-adik. Aku terlalu egois dengan diriku sendiri, sibuk dengan kegiatanku sampai lupa membantu kalian mengerjakan tugas. Maaf ya adik-adik jika selama ini mbak anis egois. Maaf karena belum bisa jadi adik yang baik buat kakak-kakakku. Terkadang ku suka membantah yang kalian katakan dan keras kepala. Aku merindukan kalian, aku merindukan keramaian rumah. Di kamar ini aku hanya seorang diri. Yang aku dengar hanya aliran sungai. Aku rindu kalian. Rindu sekali sampai-sampai aku sering memimpikan kalian dalam mimpiku. 

Di sini tidak ada yang mau mendengarkan keluh kesahku, tidak ada yang mau mendengar curhatanku. Aku rindu ibu. Ibu yang selalu setia mendengarkan aku di setiap aku pulang ke rumah. Ibu yang selalu menanti ceritaku. Aku sangat rindu ibu. Di saat aku terbaring sakit, tidak ada orang yang merawatku. Tidak seperti dulu, saat aku sakit ibu selalu merawatku dan menjagaku. Ibu, aku merindukanmu. Entah kenapa di semester dua ini, tubuhku menjadi tambah lemah. Aku sering merasa kehilangan tenaga, dan lemas seketika. Mungkin karena jadwal makan dan tidurku yang tidak teratur, padahal aku punya segudang aktifitas. Dari kuliah, ngaji, organisasi, rapat dan lain-lain. Maafkan aku tubuhku, aku sering mendzolimimu. Aku sering mengabaikanmu, dan sibuk dengan kegiatanku. Dan mungkin inilah saatnya buat aku mandiri. smngaaat aniiiis, bisa deh bisa :D

Saat ini jika aku mau makan, aku harus pergi keluar untuk mencari. Tidak seperti dulu, apa-apa sudah ada. Apa-apa sudah ada, aku hanya tinggal makan. Ya, mungkin saat ini adalah saat yang tepat diaman aku harus bersikap mandiri. Aku harus belajar bagaimana mengatur semuanya sendiri. Dari mencuci, menyetrika, bersih-bersih, kuliah, makan sampai tidur.